Bukan tentang aku, kau, kalian
Tapi kita....

The Real Winner


Suatu ketika, ada seorang anak yang ikut lomba balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang dan sekarang mereka memamerkan mobil mainan yang mereka miliki. Semuanya buatan sendiri, sebab, memang seperti itulah peraturannya.
Ada seorang anak bernama Dirka. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam keempat finalis itu. Dibanding semua lawannya, mobil Dirka lah yang paling tak sempurna.
Yah, memang mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip di atasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah dari mobil mainan lainnya. Namun, Dirka bangga dengan itu semua, karena mobil itu adalah buatannya.
Tibalah saatnya final. Setiap anak bergegas dan bersiap di garis start untuk mendorong mobil mereka sekencang-kencangnya.
Dirka pun meminta waktu sebentar dan berkomat-kamit dengan tangan menengadah ke atas. Ia berdoa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, “Ya, aku siap!”
Dor! Permainan dimulai. Tiap anak mendorong mobilnya kuat-kuat. Mereka begitu bersemangat.
“Ayo, ayo, cepat…”, sorak mereka.
Tak terduga, di tengah lintasan, mobil-mobil mainan mewah milik ketiga anak yang lain terhenti karena hiasannya yang berlebihan. Sang pemenang harus ditentukan, sementara mobil Dirka sudah mencapai finish. Dirka berkomat-kamit lagi dengan tangan menengadah ke atas dan berkata, “Alhamdulillah.”
Saat pembagian piala tiba, Dirka maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala diserahkan, ketua panitia bertanya. “ Hai Jagoan, kamu pasti tadi berdoa pada  Tuhan agar kamu menang, kan?”
Dirka terdiam “ Bukan, Pak. Bukan itu yang kupanjatkan.”
Ia lalu melanjutkan, “Sepertinya, tak adil untuk memminta pada Allah untuk menolongmu mengalahkan orang lain. Aku hanya memohon kepada Allah supaya aku tidak menangis jika aku kalah.”
Semua hadirin terdiam mendengarnya. Setelah beberapa saat, gemuruh tepuk tangan memenuhi ruangan itu.

^_^

Lesson to be learned:
  1. Kita selalu berdoa untuk jadi yang terbaik, dan berharap Tuhan mengabulkan semua. Padahal, bukankah yang kita butuh adalah petunjuk darinya?
  2. Penampilan bukanlah penentu sesuatu itu baik atau buruk, karena sesuatu yang sederhana dapat member arti luar biasa.
  3. Selalu berikhtiar dan tawakkal.
  4.  Bersyukur atas apa yang diberikan Allah meskipun semua tidak sesuai dengan yang diharapakan.
One AM
Source: e-book motivasi

Categories:

Leave a Reply